Halaman Terakhir Pagi Ini

Aku masuk kembali pada halaman buku yang usang: setiap malam datanglah seorang pemuda pada lelaki tua. Dia tetap menggendong kesunyian dan memakai sepatu yang berkerikil. Boleh jadi, lelaki tua itu dapat mengambilkan satu kerikil dalam sepatu. Dan si pemuda berharap agar kesunyian tetap rapi di ranselnya.

Setiap kubuka halaman terakhir, ending-nya akan berbeda. Pagi ini kudapati kata sebelum kata-kataku: biarkan, “orang ngomong, anjing gonggong” dan kita akan “hidup seribu tahun lagi.”

Purwokerto, 26 November 2013

Comments

Populer Post

KEHIDUPAN DAN “PELAJARAN MENGARANG” DARI SANG PENGARANG

Isi Kepala Sapto*

Hidup Hanya Singgah untuk Memandang dan Mendengarkan

Menengok Adat Suku Sasak di Kampung Sade

Pembelaan yang Datang Terlambat