Rahasia Lusi*
Oleh: Wahyu Noerhadi Pada Jumat malam, di minggu ketiga bulan Mei, ia belum juga mampu menekan satu tombol pun di keyboard komputernya. Sampai beberapa menit, halaman di layar komputer itu masih cukup bersih. Di halaman itu hanya ada satu nama, yang mungkin akan dijadikan sebagai judul karangan nya: LUSI. *** Lusi tiba di rumahnya sore hari. Biasanya ia tak pernah pulang terlambat. Lambat-lambatnya jam satu siang sudah tiba di rumah. Tapi, di sepanjang jalan dari sekolah ke rumahnya yang berjarak sekitar 500 meter, ia diikuti oleh seorang lelaki yang tak ia kenal. Makanya ia memilih jalan memutar untuk sampai ke rumahnya, dengan maksud mengecoh lelaki itu. Ia terus berjalan menunduk. Setibanya di depan rumah, sekilas ia melirik ke belakang. Dan, lelaki itu melemparkan senyum padanya. Cepat-cepat Lusi membuka lantas membanting pintu rumahnya dengan keras. Sampai-sampai lelaki itu pun kaget. Esoknya, ketika Lusi hendak berangkat sekolah, lelaki itu sudah berdiri di s