Posts

Showing posts from October, 2018

Kondisi Tayangan Televisi Kita

Image
Ilustrasi: pexels.com Oleh: Noerhadi WN Saya sampaikan di awal, tulisan ini adalah hasil dari catatan saya sebagai mahasiswa ketika dosen menyampaikan materi terkait Kapitalisme Media pada mata kuliah Ekonomi Politik Media, yang saya gabungkan dengan hasil catatan ketika menonton beberapa video di channel YouTube Remotivi , sebagai Pusat Kajian Media dan Komunikasi.  Keduanya saya gabungkan dan saya kembangkan. Sementara itu, judul di atas saya kira sudah kita pahami bersama; seperti apa kondisi tayangan televisi kita yang akhirnya sering bikin muak dan mual.  Bagaimana tidak mual, hampir tiap jeda iklan, kita terus-menerus dicekoki Mars Perindo misalnya.  Atau di stasiun televisi swasta lain, kita disuguhi debat politik—bukan pendidikan politik—yang justru sering bikin kita emosi sendiri atas argumen, tingkah-polah para politisi dan simpatisan partai itu. Atau, ada juga tayangan-tayangan sinetron yang karena kejar tayang akhirnya si penulis cerita berbuat seenaknya, misal m

Harakah An-Nahdliyyah li Az-Zakah*

Image
Oleh: Ma'ruf Amin** "Berzakatlah kalian seperti shalat, puasa, haji karena itu kewajiban." Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asaakir, dari Jabir bin Abdillah RA, dari Rasulullah SAW, Allah berfirman,  “Inna hadza diinun irtadloituhu linafsi, lan yushlihahu illaa as-sakhoo-u wa husnul khuluq, fa akrimuuhu bihima maa shohibtumuuhumaa."  (Inilah agama yang Aku ridhai untuk diri-Ku. Tidak ada yang mampu membuatnya bagus, kecuali kedermawanan dan akhlak yang bagus. Karena itu, muliakanlah agama ini dengan yang dua itu selama kamu melestarikannya). Mengapa kedermawanan? Sebab harta adalah titipan Allah. Titipan itu bisa benar-benar menjadi anugerah kalau manfaatnya mampu menetes kepada lingkungan. Bagi seorang mukmin, segala isi dunia ini, termasuk harta, harus berfungsi ibadah. Ibadah berarti infak.  “Wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun."  (Dan sebagian dari yang Kami anugerahkan, mereka infakkan: derma). Sungguh merugi,