Posts

Showing posts from September, 2017

EKS TAPOL*

Image
oleh Mahbub Djunaidi TEKADNYA sudah bulat jadi pegawai Pemda. Siapa tahu nasib baik bisa jadi gubernur, atau Mendagri. Sumpah jabatan dihafalnya luar kepala. Urusan dengan rakyat diselesaikannya dengan baik sebelum waktu yang diharapkan. Uang pelicin ditolaknya dengan tersenyum. Tapi kerikil ada di mana-mana. Karena kawan-kawan sekerja mengkritiknya berbini anak tapol, ia berpikir keras. Walau ia tahu persis bininya tak tahu apa-apa, tak tahu apakah Karl Marx itu sebangsa manusia atau jenis mobil, maka diajaknya sang bini bicara baik-baik. Demi kelancaran tugas, sebaiknya kita bercerai saja. Serentak didengarnya Juklak No 15 Kopkam 1982 yang menjamin seseorang mantap ideologi dan setia kepada pemerintahan dan negara, walau dari keluarganya ada yang terlibat G-30-S PKI, bisa tetap berada di kantor. Tokoh kita ini pun lekas-lekas kirim orang untuk menemui bekas bininya dan minta rujuk, hidup normal sebagaimana biasanya. Sang bini karena sudah kawin lagi dengan seorang usa

JENGGOT JABAR*

Image
oleh Mahbub Djunaidi PERGILAH ke seluruh pelosok Irak. Anda tidak bakal temui pria berjenggot, kecuali kumis. Apa karena dilarang Saddam Hussein? Sama sekali bukan. Itu cuma kesenangan dan selera belaka. Paling-paling karena dianjurkan istri masing-masing. Irak memang berkepentingan dengan ladang minyak, tapi tidak ada urusan dengan jenggot. Sebaliknya, pergilah ke Iran, Anda akan temui semua pria berjenggot mulai dari Khomeini sampai tukang bakso. Kenapa? Soalnya karena kesenangan dan selera. Pria Iran tanpa jenggot sama dengan ayam jago tanpa jengger, atau seperti ban mobil tanpa dop. Tidak ada aturan bahwa orang Syiah itu mesti berjenggot dan orang Baath itu hanya boleh berkumis. Berjenggot atau tanpa jenggot tidak ada hubungannya dengan ideologi dan UUD. Dan pergilah sekarang ke seluruh kantor Pemda Jawa Barat, mulai dari pantai hingga ke puncak gunung. Anda tidak akan jumpai pegawai berjenggot. Kenapa? Apa melanggar Pancasila dan UUD 45? Apa karena orang berjenggot itu dik

Tentang Atticus Finch

Image
10 A tticus sudah uzur; usianya hampir lima puluh. Waktu aku dan Jem bertanya mengapa dia begitu tua, katanya dia terlambat memulai, yang kami kira memengaruhi kemampuan dan kejantanannya. Dia jauh lebih tua darpada para orangtua teman sekolah kami, dan tak ada yang dapat aku atau Jem katakan tentang dia ketika teman-teman kami berkata, “Kalau ayah- ku… ” Jem gila football. Atticus tak pernah terlalu lelah untuk menemani berlatih, tetapi kalau Jem ingin men- tackel dia, Atticus berkata, “Aku sudah terlalu tua untuk itu, Nak.” Ayah kami tidak punya keistimewaan apa-apa. Dia bekerja di kantor, bukan di toko. Atticus tidak mengendarai truk sampah untuk pemerintah county, dia bukan sherrif, dia tidak berkebun, bekerja di bengkel, atau melakukan apa pun yang bisa menimbulkan kekaguman orang. Selain itu, dia berkacamata. Mata kirinya hampir buta, dan mata kiri yang bermasalah adalah kutukan keluarga Finch. Kalau ingin melihat sesuatu dengan lebih jelas, dia menoleh dan melihat de