Angin, Hujan, dan Embun

mengalir begitu saja dalam kesentosaan
dari secarik kertas perasaan
dari sebatang pena keyakinan
dan semua dihasut keabadian
tapi apa kudapati?
begitu pelikkah kini
terkuras berbagai imaji
tercurah berbagai rasa pada diri
coba melepas kata nurani
tak dapat juga kudendang-lantunkan
nyanyian jiwa dan dendang lalang
apa karena telah usang pikiran
tak tersentuh kedamaian angin
tak tersirami kesejukan hujan
tak tertetesi ketenangan embun
hingga seperti ini keadaan
angin bertiup amat pelan
dan rongga dada hadapi kesunyian
hujan tak kunjung datang
dan jiwa tlah kerontang
embun tak titikkan
dan rasa hilang keindahan

Purwokerto, 27 Maret 2013

Comments

Populer Post

KEHIDUPAN DAN “PELAJARAN MENGARANG” DARI SANG PENGARANG

Isi Kepala Sapto*

Hidup Hanya Singgah untuk Memandang dan Mendengarkan

Menengok Adat Suku Sasak di Kampung Sade

Pembelaan yang Datang Terlambat