Dia Terbaring Memeluk Senja

Padahal kemarin dia selalu menentang alam, dan berhasil. Kini, sama sekali tak berguna.

Akhir-akhir ini dia memang sering tersenyum dibanding tertawa. Dia pernah menginginkan malam yang panjang, tanpa pagi yang benderang. Dia pernah memikirkan gagak hitam yang memanggil-manggil namanya. Dia sekarang lebih terkesan tentang senja dan dia sering terkekeh-kekeh ketika orang-orang memberitahunya bahwa hari masih pagi. Tapi, ketika ada orang yang paham tentang kesannya, dia takkan mengakuinya.

Sekarang? O, mungkin akibat pengakuannya, alam sepakat dengan orang-orang, bahwa hari memang masih pagi.

Tanjungpinang, 2013

Comments

Populer Post

KEHIDUPAN DAN “PELAJARAN MENGARANG” DARI SANG PENGARANG

Isi Kepala Sapto*

Hidup Hanya Singgah untuk Memandang dan Mendengarkan

Menengok Adat Suku Sasak di Kampung Sade

Pembelaan yang Datang Terlambat