Biar Mereka Malu dan Bungkam

Aku tak bisa lagi merasakan puisi. Nyanyian sumbang tlah mencengkeramku. Sobat, kau kuda betina, bantu aku melepaskan tangan-tangan hitam ini. Ajak aku berlari masuk hutan. Aku sudah lama sekali ingin berburu.

Kita bermalam di gua. Bentak dan usir penghuninya: serigala, tikus atau kelalawar yang mencuri keindahan buah pada pohonnya. Kita ikat mereka, kemudian kita permalukan mereka di pasar.

Ayo sobat, sekarang aku tidak gentar. Aku rasa kita jangan hanya mengumpat. Kita keluarkan suara, biar mereka malu dan bungkam.

Purwokerto, 2013

Comments

Populer Post

KEHIDUPAN DAN “PELAJARAN MENGARANG” DARI SANG PENGARANG

Isi Kepala Sapto*

Hidup Hanya Singgah untuk Memandang dan Mendengarkan

Menengok Adat Suku Sasak di Kampung Sade

Pembelaan yang Datang Terlambat