Tak Bagai Embun dan Rembulan

Lagi, seperti ini
Terus dan terus terjadi
Di mana mesti kujelajahi
Diri yang teguh pada garis ilahi

Hidup memang tak harus terpikir segalanya
Tak dapat pula akal meramalnya
Tak seperti burung yang kadang bisa kita tebak
Ketika menukik ke sarangnya
Tak seperti kumbang yang kadang bisa kita tunjuk
Ketika akan hinggapi bunganya

Burung-burung mungkin bersiul berdoa lirih
Kumbang-kumbang mungkin khusyu bertasbih
Mereka pasti menatapku sedih
Yang tak pasti pun tak gigih
Tak bagai embun yang basahi dedaunan
Tak bagai rembulan yang mengindah malam

Purwokerto, Januari 2012

Comments

Populer Post

KEHIDUPAN DAN “PELAJARAN MENGARANG” DARI SANG PENGARANG

Isi Kepala Sapto*

Hidup Hanya Singgah untuk Memandang dan Mendengarkan

Menengok Adat Suku Sasak di Kampung Sade

Pembelaan yang Datang Terlambat